Film itu selain menyiapkan tim inti untuk pembuatan film juga menyiapkan anggaran dana untuk memproduksi film tersebut. Langkah pertama yang harus disiapkan adalah menyiapkan proposal. proposal inilah yang akan dibacaileh pemilik dana. Jika proposal kita jebol, hati boleh senang. Isi dompet tebel rek, dan kita kini bisa bikin film.
Seperti apa seh, proposal yang sanggup mengundang penyandang dana?
Untuk menjadikan proposal yang baik, kita harus memuat jawaban dari 7 pertanyaan berikut?
1. Mengapa film ini di produksi?
Pada bagian ini, kita jelaskan tujuan produksi film apakah u/ mengangkat sejarah atau budaya suatu daerah or memberi alternatif hiburan kepada masyarakat?
Dan cantumkan segmen khalayak, siapa saja yang akan menonton film yang kita produksi tersebut.
2. Akan seperti apa film ini nantinya?
Lampirkan referensi visual seperti apa film kita nanti. Apabila memungkinkan sertakan pula foto sejumlah pemeran menggunakan tata rias dan tata busana pada adegan dalam film kita. Oieee....!!
3. Bagaimana cara memproduksinya?
Sedangkan dalam bagian ini yang perlu dijelaskan adalah tentang shooting format ( format film), lokasi-lokasi shooting, alat2 khusus shooting yang dipakai u/ menunjang aspek tekhnis dan artistik dari film yang kita buat cuy...!! Dan bila ada, sertakan juga contoh storyboard ( gambaran per adegan, seperti komik gitu laaaaah....). Cantumkan juga tuu waktu yang dibutuhkan oleh tim kita untuk pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Serta, bila ada institusi yang terlibat, cantumkan juga iaaa...
4. Siapa saja yang terlibat?
Untuk menyakinkan, calon penyandang dana sebutkan beberapa kru dan pemeran untuk memberikan gambaran tentang kapabilitas orang-orang yang ada di tim kita, seperti sutradara, penata kamera, desainer produksi, penataan artistik, penata musik dan editor, dan produser. Sebut pula pemeran utama dan pemeran pendukung yang punya nilai jual untuk film kita. Jangan lupa sebelum itu berkomunikasi dengan tim kita agar semua data yang tercantum di proposal tepat adanya.
5. Bagaimana sistem promosi dan distribusinya?
Sebutkan apa-apa saja yang akan kita lakukan untuk mempromosikan film kita dalam rangka menjangkau calon penonton kita. Cantumkan siapa distributor film kita dalam negeri apabila ada sebutkan distributor internasional yang jadi rekan kerja kita.
6. Berapa besar biayanya?
Berdasarkan detail yang sudah kita paparkan, lampirkan perincian biaya yang kita butuhkan untuk menyelesaikan film kita.
7. Bagaimana perhitungan rugi/labanya?
Untuk menyakinkan calon penyandang dana,sertakan peruntungan laba bersih dan waktu yang dibutuhkan untuk bisa mencapai target. Agar lebih menyakinkan cantumkan apa saja yang kit lakukan untuk dapat meraih keuntungan dari produksi film tersebut.
Seperti apa seh, proposal yang sanggup mengundang penyandang dana?
Untuk menjadikan proposal yang baik, kita harus memuat jawaban dari 7 pertanyaan berikut?
1. Mengapa film ini di produksi?
Pada bagian ini, kita jelaskan tujuan produksi film apakah u/ mengangkat sejarah atau budaya suatu daerah or memberi alternatif hiburan kepada masyarakat?
Dan cantumkan segmen khalayak, siapa saja yang akan menonton film yang kita produksi tersebut.
2. Akan seperti apa film ini nantinya?
Lampirkan referensi visual seperti apa film kita nanti. Apabila memungkinkan sertakan pula foto sejumlah pemeran menggunakan tata rias dan tata busana pada adegan dalam film kita. Oieee....!!
3. Bagaimana cara memproduksinya?
Sedangkan dalam bagian ini yang perlu dijelaskan adalah tentang shooting format ( format film), lokasi-lokasi shooting, alat2 khusus shooting yang dipakai u/ menunjang aspek tekhnis dan artistik dari film yang kita buat cuy...!! Dan bila ada, sertakan juga contoh storyboard ( gambaran per adegan, seperti komik gitu laaaaah....). Cantumkan juga tuu waktu yang dibutuhkan oleh tim kita untuk pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Serta, bila ada institusi yang terlibat, cantumkan juga iaaa...
4. Siapa saja yang terlibat?
Untuk menyakinkan, calon penyandang dana sebutkan beberapa kru dan pemeran untuk memberikan gambaran tentang kapabilitas orang-orang yang ada di tim kita, seperti sutradara, penata kamera, desainer produksi, penataan artistik, penata musik dan editor, dan produser. Sebut pula pemeran utama dan pemeran pendukung yang punya nilai jual untuk film kita. Jangan lupa sebelum itu berkomunikasi dengan tim kita agar semua data yang tercantum di proposal tepat adanya.
5. Bagaimana sistem promosi dan distribusinya?
Sebutkan apa-apa saja yang akan kita lakukan untuk mempromosikan film kita dalam rangka menjangkau calon penonton kita. Cantumkan siapa distributor film kita dalam negeri apabila ada sebutkan distributor internasional yang jadi rekan kerja kita.
6. Berapa besar biayanya?
Berdasarkan detail yang sudah kita paparkan, lampirkan perincian biaya yang kita butuhkan untuk menyelesaikan film kita.
7. Bagaimana perhitungan rugi/labanya?
Untuk menyakinkan calon penyandang dana,sertakan peruntungan laba bersih dan waktu yang dibutuhkan untuk bisa mencapai target. Agar lebih menyakinkan cantumkan apa saja yang kit lakukan untuk dapat meraih keuntungan dari produksi film tersebut.
Jangan berkecil hati or sedih bila kita gag bisa menyakinkan sponsor.
Film yang sukses seperti "Petualangan Sherina" (Miles Production, 2000) pun tidak selalu mendapat sponsor produk. Bila kita membaca tulisan di akhir film (end title), tercatat produk yang mendukung film ini tidak sebanyak produk yang mendukung sinetron. Bukan berarti film ini tidak layak di dukung. Iklim pembiayaan di Indonesia memang belum berpihak ke produsi film. Bila produksi film disiapkan dengan baik dan konsisten pasti ada sponsor dalam bentuk apapun.
Di industri Film Hollywood, terdapat instrumen keuangan yang dikenal dengan nama Completion Bond, yaitu semacam jaminan dari pihak bank yang menyatakan bahwa produksi film akan diselesaikan tepat waktu dan anggaran. Dokumen Completion Bond ini digunakan untuk menyakinkan pihak investor atau mitra kerja lainnya untuk membantu produksi film tersebut. Dan ternyata mekanisme semacam ini tidak dikenal di Indonesia. Kug bisa getoooo????
Sedangkan di Indonesia itu iaa,, mekanisme pendanaan film baisanya di mulai dari satu or sejumlah orang yang menjadi inisiator produksi film tersebut. Para inisiator tersebut kemudian menyusun proposal untuk meminta dukungan dana pada satu tau sejumlah orang yang berfungsi sebagai penyandang dana or ke institusi seperti ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional. Hubbert Balls Fond, LSM berbasis di Rotterdam, ikut membantu sebagian biaya produksi film Kuldesak (Day 4 Night, film 1998) dan Pasir Berbisik (Salto Production, 2001).
Setelah dokumen kita tuu lengkap bicaralah dan bertanyalah pada sebanyak mungkin sumber. Selalu terbuka kemungkinan produksi film dengan bantuan orang, kelompok orang, atau institusi lain. Kemungkinan itu bertambah besar bila kita mempersiapkan film kita dengan baik.
oieee...
so,,, kita harus benar2 mempersiapkan proposal yang dapat menarik calon penyandang dana...
biar film kita punya sponsor yang buanyaakkkkkk kaliiiiiiii....
Kalo gag diterima juga IDL (ituuuuuuu deritaaaaaaaaaaaaaaa looooooo....)
Hehehe...
:)v
Film yang sukses seperti "Petualangan Sherina" (Miles Production, 2000) pun tidak selalu mendapat sponsor produk. Bila kita membaca tulisan di akhir film (end title), tercatat produk yang mendukung film ini tidak sebanyak produk yang mendukung sinetron. Bukan berarti film ini tidak layak di dukung. Iklim pembiayaan di Indonesia memang belum berpihak ke produsi film. Bila produksi film disiapkan dengan baik dan konsisten pasti ada sponsor dalam bentuk apapun.
Di industri Film Hollywood, terdapat instrumen keuangan yang dikenal dengan nama Completion Bond, yaitu semacam jaminan dari pihak bank yang menyatakan bahwa produksi film akan diselesaikan tepat waktu dan anggaran. Dokumen Completion Bond ini digunakan untuk menyakinkan pihak investor atau mitra kerja lainnya untuk membantu produksi film tersebut. Dan ternyata mekanisme semacam ini tidak dikenal di Indonesia. Kug bisa getoooo????
Sedangkan di Indonesia itu iaa,, mekanisme pendanaan film baisanya di mulai dari satu or sejumlah orang yang menjadi inisiator produksi film tersebut. Para inisiator tersebut kemudian menyusun proposal untuk meminta dukungan dana pada satu tau sejumlah orang yang berfungsi sebagai penyandang dana or ke institusi seperti ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional. Hubbert Balls Fond, LSM berbasis di Rotterdam, ikut membantu sebagian biaya produksi film Kuldesak (Day 4 Night, film 1998) dan Pasir Berbisik (Salto Production, 2001).
Setelah dokumen kita tuu lengkap bicaralah dan bertanyalah pada sebanyak mungkin sumber. Selalu terbuka kemungkinan produksi film dengan bantuan orang, kelompok orang, atau institusi lain. Kemungkinan itu bertambah besar bila kita mempersiapkan film kita dengan baik.
oieee...
so,,, kita harus benar2 mempersiapkan proposal yang dapat menarik calon penyandang dana...
biar film kita punya sponsor yang buanyaakkkkkk kaliiiiiiii....
Kalo gag diterima juga IDL (ituuuuuuu deritaaaaaaaaaaaaaaa looooooo....)
Hehehe...
:)v
Uraiannya cukup jelaz............
BalasHapusBahasanya jg bisa dipahami...
Orang yg tau tentang tulisan tsb sperti sy yg dr psycology tertarik n suka membacanya
Smangt....