Rabu, Mei 27, 2009

PENGERTIAN DAN BAGIAN2 KAMERA SLR

OIE...OIE...
setelah bahas sejarah,,sekarang kita bahas pengertian n bagian2 kamera SLR
yukz..kita mulai...
1....

2....

3...


aiooo..tidur...

lohhhhh...????
hahahaha...maaph2....ngantuk soalnya...
aiooo wez kita bahas daripada saia ngiler didepan komputer....


PENGERTIAN KAMERA SLR

Kamera yang menggunakan lensa tunggal dan berhubungan langsung dengan view finder, jadi masuknya sinar gambar hampir sama dengan yang dilihat.
Nah, untuk selanjutnya kamera yang sering digunakan oleh amatir dan sebagian professional pada umumnya yaitu kamera jenis SLR 35 mm, seperti yang anda pernah lihat pula di kebanyakan studio foto, atau bahkan yang lebih keren lagi yaitu wartawan.



Why???????

Pertama,...
Kamera tersebut menawarkan satu keseimbangan yang baik antara kemudahan penggunaan, pengontrolan, dan kualitas foto.

Kedua,...
Dengan menggunkan kamera SLR 35mm maka anda bisa menggunakan berbagai jenis lensa, flash, perlengkapan close-up atau filter yang membolehkan anda memotret setiap subyek yang ingin anda potret.

Ketiga,...
Ketika anda melihat melalui jendela bidik kamera anda, maka anda bisa melihat foto yang anda lihat hampir sama dengan hasil yang akan anda hasilkan nantinya.
Bahwa sinar gambar yang masuk melalui celah lensa ditangkap oleh cermin pantul untuk dipantulkan ke penta prisma, olehnya sinar gambar tadi diatur sehingga dapat kita lihat di view finder. Selanjutnya, ketika kita memotret, shutter release kita tekan, maka yang terjadi adalah cermin pantul terangkat dan sinar gambar langsung mengenai film, dan disitulah akan terbentuk imaji yang bila nantinya melalui proses cetak, kita dapat melihat apa yang kita sering sebut dengan foto.


Bagian-bagian Kamera SLR (Single Lens Reflex)

Kamera ini mempunyai dua bagian penting yaitu body dan lensa yang dapat dilepas atau dipisah.

I. Body (Badan Kamera)


Bagian dalam (inside) body, meliputi :
*Pentaprisma, berfungsi untuk membalikkan sinar gambar yang masuk agar dapat dilihat pada view finder.


**Cermin Pantul, berfungsi untuk memantulkan sinar gambar yang masuk ke penta prisma.

***Tirai Rana, berfungsi sebagai tirai yang dapat terbuka, untuk melewatka sinar gambar yang telah ditentukan agar dapat membakar film.


Bagian luar (outside) body, meliputi :
*Jendela Bidik (Viewfinder), berfungsi untuk melihat obyek yang akan difoto.


**Tombol Pelepas Rana (Shutter Release Button), berfungsi sebagai pembuka tirai rana.

***Pengatur Kecepatan Rana (Shutter Speed Dial), berfungsi untuk mengatur waktu kecepatan rana yang akan terbuka ketika membakar film. Speed ini mempunyai nilai perdetik; semisal angka menunjukkan 60, berarti lama rana akan terbuka selama 1/60 detik. Untuk speed B, rana akan membuka selama kita menekan shutter release. Angka speed biasanya : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000.

****Pengatur ASA/ISO, berfungsi untuk menyesuaikan ASA film yang akan kita gunakan. Pada jenis kamera otomatis, biasanya pengaturan langsung disesuaikan.

*****Light Meter ( Pengukur Pencahayaan), berfungsi untuk menyesuaikan pencahayaan yang akan kita gunakan. Biasanya tipe kamera yang berbeda mempunyai model pengukuran yang berbeda, namun sama tujuannya yaitu menemukan pencahayaan yang tepat.

******Tombol Pelepas Film (Film Advance Lever), berfungsi untuk melepas kunci film sebelum digulung. Dan hanya terdapat pada kamera-kamera manual.

*******Pemutar Film (Film Rewinder), berfungsi untuk memutar film apabila film habis terpakai.

********Hotshoe, sebagai dudukan flash atau lampu kilat yang terdapat di punggung kamera.

*********Depth-of-field-preview (Tombol Ruang Tajam), bagian ini menahan selaput diafragma kebawah seiring ketika kita mengatur diafragma, sehingga anda dapat menaksir ruang tajam. Wlaupun hal ini tidak terlalu penting, hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sepenuhnya harus kita lupakan.


**********Soket Kabel Sinkro, sebuah fasilitas berbentuk lubang untuk menghubungkan flash ketika dibutuhkan flash tambahan.

***********Self Timer, berfungsi sebagai pengatur waktu otomatis tanpa menekan tombol shutter release untuk menghindari goncangan kamera. Berfungsi juga ketika anda ingin menyertakan diri ketika foto bersama/kelompok.

************Multi-Expose/Double Expose, berfungsi untuk menggandakan beberapa pemotretan dalam satu frame.

sEjARaH KaMeRa SLR

Temand2.......!!!
balik lagi ne saia..
buat ngasih info tentang photograpi euy...
naaa...tdi kn kita abis bahas pa ntuh sejarahnya si photograpi...
now..kita akan ngebahas tntang sjarahnye ne kamera SLR..
pada tau ndak kpanjangan dari SLR ntu apaan???
waaa...klo gag tau...
katro ney..hehehe..bercanda bro,,ding,,cil,,etc...
:)

SLR ntu kpanjangannye io "Single Lens Reflex"

aioooo..kita bahas tu kamera SLR

Kamera SLR tipe kamera yang mengunakan prinsip kaca pemantul yang dapat bergerak dan diletakkan antara lensa dan film yang memproyeksi gambar. Pada proses pengaturan layar focus. Keunggulan kamera SLR terletak pada bentuk gambar yang terlihat sama seperti gambar yang terbentuk dalam film.

Pertama kali kamera SLR dikembangkan dan dikenalkan pada tahun 1936 oleh Exakta yang mempelopori munculnya kamera SLR 35 mm. kanera tersebut untuk pertama kalinya menggunakan film warna yang dibuat oleh Kodakchrome dengan system film multilayered.perkembangan kamera SLR ternyata diikuti oleh Negara Swedia dan terkenal dengan kamera Hasselblad-nya.

Pada tahun 1948 Hasselblad membuat kamera dengan format medium komersial pertama. Sampai saat ini, Hasselblad menjadi pencipta kamera bermutu sangat tinggi dan menjadi idaman para fotografer professional. Perkembangan kamera tersebut ternyata diikuti juga oleh Negara Jepang yang sangat terkenal ambisius dalam mengembangkan teknologinyasendiri,dengan berkaca pada pengalaman negara barat. Pada tahun yang sama pentax memperkenalkan konsep diafragma otomatis pada kamera SLR.

Pada tahun 1949, pertama kalinya dikenalkan system penta prisma atau prisma segilima yang dikenalkan pada sisi atas kamera. System itu dikenalkan oleh perusahaan kamera contax di Jerman timur pada tanggal 20 mei 1949. System lensa dan prisma pada kamera tersebut ternyata menjadi acuan perkembangan kamera selanjutnya hingga saat ini.

  • Strukur kamera SLR adalah sebagai berikut:
    1. Lensa
    2. Kaca pemantul
    3. Jendela penutup (shutter)
    4. Film atau sensor digital
    5. Layar pemfokus
    6. Lensa
    7. Penta prisma
    8. Lubang pencari objek
Konsep kamera SLR tersebut semakin berkembang dan sangat digemari oleh fotografer amatir yang serius dan fotografer professional. Kamera SLR Asahiflex oleh perusahaan asahi pada tahun 1952. Perkembangan kamera SLR itu berlanjut dengan digunakan penta prisma oleh perusahan asahi pentax pada tahun 1957.kepopuleran kamera SLR semakin meningkat dengan kehadiran beberapa produsen SLR baru,antara lain: Nikon, Canon,dan Yashica pada tahun 1959. Perkembangan dengan fitur-fitur seperti pengatur cahaya secara otomatis, mengecilnya ukuran kamera, dan pengintegrasian motor pengatur film serta fungsi pembalikan arah pemutar rol film saat habis atau rewind itu pada era 1970-1980.

SeJaRaH pH0tOgRapyY

Sejarah fotografi yang berawal dari digunakannya pelat fotografi yang terbuat dari gelas. Selanjutnya digunakan gelatin, yang diikuti dengan ditemukannya film hitam putih hingga berwarna. Dasar dari terbentuknya objek fotografis adalah terjadinya proses fokus sinar pada area sensitif. Hingga kini, proses tersebut masih menjadi dasar dalam dunia fotografi pada umumnya. Area sensitif tersebut kemudian diproses menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghasilkan bentukan objek, baik gambar negative maupun positif.


Istilah fotografi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni photos yang berarti cahaya dan graphein yang berarti menggambar. Sementara itu , kata kamera berasal dari bahasa Latin yaitu Camera Obscura yang berarti kamar gelap atau “dark room”. Camera Obscura justru telah ditemukan beratus-ratus tahun sebelum fotografi dikenal seperti saat ini. Prinsip kuno kamar gelap yang menjadi dasar fotografi modern saat ini. Sinar akan masuk kedalam kamar gelap melalui lubang kecil sehingga akhirnya akan membentuk objek dari luar kamar gelap menjadi bayangan objek yang terbalik di dinding kamar gelap. Diyakini bahwa prinsip itu ditemukan pada saat pemerintahan Aristoteles pada tahun 384 SM – 322 SM, dan kemudian ditulis ulang oleh Leonardo DaVinci (1452-1519).
Pada abad ke-16, perbaikan dilakukan pada system kamar gelap dan lubang pin-hole kamera. System itu menghasilkan gambar yang terlalu gelap sehingga ditambahkan lensa optis untuk meningkatkan kecerahan gambar. Prinsip kamera dengan penamabahan lensa optis tersebut telah dibuat di Inggris pada tahun 1770 dengan ukuran kotak 6 cm x 6 cm. Tipe kamera itulah yang mendasar terbentuknya system kamera SLR dengan menempatkan beberapa cermin untuk menghasilkan gambar yang semakin baik. Tambahan bebrapa cermin pada kamera menghasilkan gambar yang tidak terbalik.
Beberapa system mekanis ditambahkan disertai dengan perbaikan posisi lensa sehingga gambar bisa menjadi lebih terang dan lebih fokus. System Camera Obscura tersebut semakin berkembang dan ditempatkannya beberapa lensa pada posisi tertentu sehingga kecerahan gambar dapat terbentuk secara sempurna. Perkembangan awal fotografi berjalan seiring dengan ditemukannya beberapa fungsi baru yang diterapkan pada kamera, seperti teknik-teknik mekanis dan kimiawi untuk menghasilkan rekaman objek.
ERA PENEMUAN FILM
Setelah konsep fotografi dan lensa ditemukan, permasalahan yang timbul adalah mencari media yang mampu merekam cahaya objek. Teknik pertama yang dikenal dalam dunia fotografi aalah teknik temuan dari Frenchman Joseph Nicehore (1765-1833). Teknik tersebut dinamakan teknik Heliography, yang berarti melukis dengan cahaya matahari. Teknik temuan itu merupakan teknik revolusioner dalam bidang perekaman gambar.

Dibutuhkan cahaya matahari sebagai sumber sinarnya untuk melakukan proses cetak. Proses dalam teknik tersebut juga memakan waktu yang sangat lama, yakni 8 jam penyiaran dengan lensa f/17. Meskipun demikian, objek yang dihasilkan masih tetap kurang sempurna. Proses tersebut sangat tidak praktis sehingga penggunaannya kurang begitu populer pada waktu itu.
Teknik perekaman objek fotografi semakin berkembang dengan ditemukannya plate perak oleh Jacques Mande Daguere (1787-1851).
Sensitivitas teknik itu lebih baik bila dibandingkan dengan teknik lama karena hanya diperlukan waktu 30 menit untuk melakukan developing gambar. Oleh French Academy of Science, teknik itu diberi nama “Daguerreo-Type”. Kamera dengan teknik tersebut mampu menghasilkan gambar
yang cukup baik sehingga kemudian diproduksi secara komersial pada tahun 1939.
Selain itu, kamera tersebut juga menghasilkan gambar yang sukup besar, yaitu 16,5x21 cm. Teknik Film-Base pada dunia fotografi diawali dengan temuan Hurter dan Driffield, para ilmuwan yang mempelajari cahaya dan densitasnya pada tahun 1876, serta ditemukannya bahan emulsi yang peka tehadap cahaya. Bahan emulsi tersebut merupakan tahap awal dari pengembangan film hitam-putih (film negatif).
Film negatif ialah terbentuknya gambar fotografis melalui tahap pemprosesan film negative terlebih dahulu. Untuk itu, diperlukan penyinaran lebih lanjut untuk menyaring sinar melalui film negatif tersebut, yang kemudian mengenai lapisan kertas film positif. Melalui proses kimia tertentu, gambar positif akan terbentuk. Proses ini disebut proses mencetak foto.
Sejarah fotografi tidak akan terlepas dari sosok George Eastman yang mendirikan peusahaan pelat fotografis di Rochester NewYork. Pada tahun 1880, Eastman menghasilkan gambar Half-tone pertama yang ditampilkan di Koran New York Graphic. George Eastman pulalah yang mengembangkan film fotografis yang diperkenalkan pada tahun 1884. Usaha keras tersebut membutuhkana waktu 4 tahun hingga kemudian menjadi sebuah tonggak atas dimulainya sejarah fotografi, fdengan kemunculan kamera berfilm pertama yang sangat terkenal, yakni kamera Brownie.

Keterkenalan kamera itu disebabkan oleh konsep film-base yang ditawarkan. Konsep tersebut merupakan jawaban dari masalah rumitnya proses kimia film pada waktu itu. Pengguna kamera tersebut tidak perlu lagi melakukan proses perekaman objek kedalam sebuah film terlebih dahulu, dimana gambarnya dapat dicetak kapanpun pengguna menginginkannya. Proses tersebut menjadi dasar baru dalam proses cetak film.

ERA FOTOGRAFI INSTAN

Penemu dan pencipta kamera instan adalah seorang ilmuwan bernama Edward Herbert Land, yang tercatat dalam Guinnes Book of World Records sebagai ilmuwan terkaya. Land adalah penemu filter yang dapat digunakan untuk menangkap polarisasi pada sinar. Pada tahun 1932, Land membangun labotarium bersama Wheelwright, seorang instruktur fisika di Harvard, yang kemudian bersama-sama mengembangkan dan mengomersialkan teknologi polarisasi. Setelah sukses mengembangkan teknologi lensa filter polarisasi pada kaca dan kamera, Land kemudian mengembangkan bisnisnya menjadi Polaroid Corporation pada tahun 1937.

Land mengembangkan teknologi polarosasinya dengan trademark Polaroid.
Ide penemuan kamera dan film instan oleh Land tersebut terjadi secara tidak sengaja saat Land bertamasya ke New Mexico,dan pada saat itu land ingin sekali melihat foto anaknya yang sudah merengek-rengek karena pengen melihat hasilnya juga. Pada saat itulah sebuah inspirasi yang menyebabkan land terobsesi untuk membuat system kamera instan, dan terciptakanlah kamera dan film instan pada tanggal 21 februari 1947 yang disebut land kamera. Kamera instan masih menggunakan gulungan atau rol
.

Pada model yang terbaru, filmnya sudah berupa kotak-kotak pack yang memerlukan pengelupasan lapisan penutup agar bias mendapatkan gambar yang telah di capture. Kamera Polaroid yang terkenal adalah jenis SX-70, yang menyertakan film dengan 10 jenis percahayaan secara integral. Kotak film dalam bentuk pack tersebut berisi larutan kimia yang digunakan untuk mengembangkan atau develop gambar dikertas yang menjadi dasarnya.
Kertas film foto instan akan melakukan prosses develop secara otomatis pada saat film keluar dari badan kamera. Objek akan terlihat pada kertas film instan itu. Oleh karena itu model kamera tersebutbegitu popular, beberapa produsen film terkenal lain, seperti fuji dan Kodak juga ingin memproduksi film instan.